Formulir Kontak

KONTAK KAMI

Silahkan isi formulir di bawah ini untuk menghubungi kami

Nama

Email

Pesan

Mengeluh, Ora Trimo

Rasa kecewa, gelisah dengan keadaan, iri dengan orang lain maka muncul dugaan was was dalam hati, kenapa kenapa dan kenapa, kok ane ndak bisa seperti itu, mengapa sampai saat ini ane masih saja seperti ini ?umpomo biyen, andai saja dulu begini dan bgitu.....makin cemas, gelisah rasa khawatir akan keadaan diri smakin berasa..Ya Alloh AstaghfiruKa Yaa..ROb..

Iman kepada ALLOh, Iman Kepada Qodho' dan Qodar ALLoh, SUnnaTuLLOh...
bagi seorang yg mukmin adalah Harga Mati dan harus benar2 ditancapkan dalam dan menjadi pondasi yg kokoh dalam menjalankan kehidupan sehari-2di dunia ini. 

Wacana Sukses bagi seorang salik bukanlah dunia, akhirat, surga ataupun kenikmatan2 janji janji ALLoh kepada hambaNya yg akan diberikan kepada mereka.namun lbh dari itu SUKSES sebenar2nya sebagi seorang SALIK adalh bisa WUSUL kepada ALLOH.

Maka, marilah selalu kita belajar, menata hati dengan bersikap lebih hati2 apapun  itu demi tercapainya  Wusul Kita kepada ALLOH. 
Krentek ati harus bersih dari apapun rasa yg tdk sepantasnya muncul dan menjadikan hati gelisah.Jangan sampai penyakit penyakit hati merasuk dan mengotori hati ini.
Muhasabah tiap hari tiap detik tiap saat, Berdzikir.....seharusnya menjadi terbiasa dan biasa, bukan hal yang sulit di lakukan. Yuk..SmangatBlajarBerusaha..


^_^
Robbij 'ALni MinalMuttaqin..

langkahku

tiap kali aku merasa berat.......
sering kali aku merasa payah..
berkali-kali aku kalah..
terasa sesak jiwaku

Ingatkan aku..........

Ya Allah slalu ingatkanlah aku yang lalai ini............
Ya Allah aku ingin dekat denganMu......
Ya Allah aku ingin slalu mengingatmu di setiap Nafasku..
Ya Allah Mudahkanlah jalan ke padaMu...
Mudahkanlah aku menjauhi laranganmu, mudahkanlah aku mengamalkan semua perintahMu...............
Mudahkanlah aku mendekat kepadaMu..........
Aku sedih jika aku tak bisa dekat denganMu
Aku sedih jika aku lupa n lalai kepadaMu
Sungguh aku manusia yang lemah TanPa Mu
Sungguh aku merugi jika tak bisa dekat denganMu...
YA ALLAH jadikan aku KeKAsihMu........
Jadikan aku termasuk orang-orang yang Engkau Ridhoi....
Ya Allah..............

BUTA CINTA : Sesat Di Dunia, Merana Di Akhirat

 
oleh : Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhani
 
Di Sebuah Taman Kota Metropolitan......
Para pekerja yang sibuk membersihkan kawasan taman rekreasi gempar. Raungan bunyi ambulan begitu mengejutkan ketika pagi yang masih terlalu awal ini. Kelihatan beberapa petugas kesehatan begitu sibuk memberi pertolongan kepada sepasang muda-mudi yang terperangkap di dalam sebuah Rel Kereta API di Kota tersebut. Naas bagi pasangan merpati dua sejoli itu, malaikat maut telah mencabut nyawa mereka dalam keadaan yang sungguh tragis dan memilukan.
Apa yang terjadi sebenarnya? Ternyata sepasang muda-mudi itu nekad membunuh diri dengan menutup Jalan Kereta API,pada saat itu mereka mengikat diri di rel tersebut. Akibatnya mereka mati dalam keadaan berpelukan dan saling berciuman dengan kondisi tubuh hancur di lindas Kereta api, sehingga begitu sukar pihak bertanggung jawab memisahkan antara dua jasad tersebut. Begitu ‘mengharukan’!. Didalam rel kereta tersebut ditemui selembar kertas yang telah mereka tanda tangani. Antara isi kandungannya; tolong jangan pisahkan mayat kami dan terus dikebumikan untuk membuktikan cinta abadi kami sehidup semati. Dan di bagian akhir surat tersebut tercatat bahwa mereka melakukan ini demi menyelamatkan cinta ‘sejati’ yang ‘suci’ ini karena orang tua mereka tidak merestui hubungan cinta mereka. Astaghfirullah…!
Di sebuah rumah di Jazirah Arab 1400 tahun yang lampau…
Abdullah bin Abu Bakar RA baru saja melangsungkan pernikahan dengan Atikah binti Zaid, seorang wanita cantik rupawan dan berbudi luhur. Dia seorang wanita berakhlak mulia, berfikiran cemerlang dan berkedudukan tinggi. Sudah tentu Abdullah amat mencintai istri yang sangat sempurna menurut pandangan manusia.
Pada suatu hari, ayahnya Abu Bakar RA lewat di rumah Abdullah untuk pergi bersama-sama untuk sholat berjamaah di masjid. Namun apabila beliau mendapati anaknya sedang bermesraan dengan Atikah dengan lembut dan romantis sekali, beliau membatalkan niatnya dan meneruskan perjalanan ke masjid.
Setelah selesai menunaikan sholat Abu Bakar RA sekali lagi melalui jalan di rumah anaknya. Alangkah kesalnya Abu Bakar RA apabila beliau mendapati anaknya masih bersenda gurau dengan istrinya sebagaimana sebelum beliau menunaikan sholat di masjid. Kemudian Abu Bakar RA segera memanggil Abdullah, seterusnya bertanya : " Wahai Abdullah, adakah kamu sholat berjemaah? " Tanpa berhujjah panjang Abu Bakar berkata : "Wahai Abdullah, Atikah telah melalaikan kamu dari kehidupan dan pandangan hidup malah dia juga telah melupakan kamu dari sholat fardhu, ceraikanlah dia!" Demikianlah perintah Abu Bakar kepada Abdullah. Suatu perintah ketika Abu bakar mendapati anaknya melalaikan hak Allah. Ketika beliau mendapati Abdullah mulai sibuk dengan istrinya yang cantik. Ketika beliau melihat Abdullah terpesona keindahan dunia sehingga menyebabkan semangat juangnya semakin luntur.
Lalu bagaimana tanggapan Abdullah? Tanpa membuat dalih apatah lagi mencoba membunuh diri, Abdullah terus mengikuti perintah ayahandanya dan menceraikan istri yang cantik dan amat dicintainya. Subhanallah!!!
Dari dua petikan kisah di atas, marilah kita sama-sama bertafakkur tentang hakikat dan bagaimana cinta sejati, tulus dan suci itu sebenarnya. Sesungguhnya perjalanan hidup manusia akan sentiasa dipenuhi dengan warna-warna cinta. Bahkan kita dapat ungkapkan bahwa kehadiran manusia di muka bumi ini disebabkan Allah SWT meletakkan sebuah perasaan di dalam jiwa manusia, dan dia adalah cinta.
Membicarakan tentang cinta ibarat menguras air lautan dalam yang kaya dengan pelbagai khazanah alam. Tak kan pernah habis dan kita akan sentiasa menemui berjuta macam benda. Dari sekecil-kecil ikan hingga ikan paus yang terbesar. Dari kerang sampai mutiara malah jika diizinkan Allah, kita mungkin menemui bangkai kapal dan bangkai manusia!!!
Usia sejarah cinta seumur dengan sejarah manusia itu sendiri. Jika di suatu tempat ada 1000 manusia maka di situ ada 1000 kisah cinta. Dan jika di muka bumi ini ada lebih 5 million manusia, maka sejumlah itu pulalah kisah cinta akan hadir.
Walau berapa banyak pun nuansa cinta yang menjelma menjadi sebuah syair, drama, film,Sinetron, lagu dan berbagai bentuk hasil seni lain, namun pada hakikatnya cinta itu hanya ada dua buah versi saja. Versi cinta nafsu (syahwat) dan cinta Rabbani.
Yang menjadi persoalan sekarang adalah mampukah kita membedakan yang mana cinta syahwat dan mana cinta Rabbani? Derasnya arus ghazwul fikr (serangan pemikiran) dalam kesenian terutamanya, telah mampu membungkus cinta syahwat sehingga ia tampil sebagai cinta "suci" yang mesti diperjuangkan, dimenangkan dan diraih seterusnya untuk dinikmati.
Manusia seakan lupa pada sejarah. Lupa pada kisah-kisah tragis yang berakhir di hujung pisau atau dalam segelas racun. Mereka semua rela diseret dan dijeremuskan ke dalam lubang ‘neraka’ hanya untuk mengejar salah satu rasa dari sekian banyak rasa yang ada disudut hati manusia, itulah cinta.
Cinta memiliki kekuatan luar biasa. Dan kekuatan cinta (the power of love) mampu menjadikan manusia pribadi yang sangat nekad atau sangat taat. Nekad dalam konteks sangat berani dalam melanggar peraturan-peraturan Allah seperti berkhalwat (berdua-duaan dengan bukan mahram), berkasih-kasihan lelaki dan perempuan, berpegangan tangan, mempertontonkan adegan birahi percuma di khalayak ramai apatah lagi dalam sembunyi. Atau jika cinta tak mendapat restu dari orang tua, pasangan akan nekad, terus lari dari rumah atau berzina (na’udzubillah min dzalik). Dan tidak sedikit pula yang begitu nekad sanggup melakukan perbuatan yang dilaknat Allah yaitu membunuh diri demi cinta.
Pribadi-pribadi nekad seperti ini menjadikan cinta sebagai tujuan bukan sebagai sarana mencapai tujuan. Oleh itu tidaklah mengherankan jika kita banyak menemui berbagai perilaku aneh para pencari cinta yang tak masuk akal. Sebab apa yang mereka tuju adalah suatu yang abstrak, tidak jelas dan bukan perkara yang pokok. Mereka sibuk mencari dan mengartikan makna cinta sementara lalai terhadap Dzat yang menganugerahkan cinta. Dzat yang menumbuh suburkan rasa cinta. Dzat yang memberikan kekuatan cinta. Dzat yang paling layak dicintai, kerana Dia juga Empunya nikmat cinta. Allah Rabbul ‘Alamin.
Kisah tragis di awal tulisan ini memberikan gambaran jelas sikap manusia yang rela mengorbankan diri demi sepotong cinta. Muda-mudi yang nekad bunuh diri dengan berbagai cara ini pada dasarnya belum mengenali hakikat cinta. Cinta yang mereka kenal selama ini adalah cinta yang ditunggangi oleh nafsu syahwat. Dan joki penunggangnya adalah syaitan laknatulllah. Pada momen ini syaitan berteriak keriangan sambil mengibar-ngibarkan bendera kemenangan kerana berhasil menjerumuskan anak cucu Nabi Adam dalam neraka jahannam dengan dalih cinta yang begitu murah nilainya.
Cinta memang tak kenal warna. Cinta tak kenal baik-buruk. Cinta tak kenal rupa dan pertalian darah. Memang begitulah adanya. Kerana yang mampu mengenal warna dan baik-buruk adalah pelaku-pelaku cinta yang menggunakan akal fikirannya.
Sebaliknya cinta juga mampu melahirkan pribadi-pribadi yang mengagumkan. Pribadi yang tak takut kehilangan suatu apa pun walau ia amat cinta pada sesuatu. Namun kerena cinta yang hadir dipenuhi dengan nuansa keimanan, maka mereka rela mengorbankan apa saja yang mereka amat cintai demi memperolehi keridhaan Dzat Pemberi cinta. Jiwa mereka tidak gundah gulana hanya kerena kehilangan cinta duniawi karena Allah sebagai Dzat pemberi ketenteraman Pribadi-pribadi taat ini amat menyadari bahawa cinta hanyalah sebagai sarana mencapai tujuan. Mereka yakin kenikmatan cinta tak ada artinya tanpa ada restu Allah sebagai Pemberi cinta. Maka yang mereka cari adalah ridha dan cinta kasih Allah, bukan cinta yang bersifat sementara.
Kisah Abdullah putera Abu Bakar RA menjadi contoh kematangan pemuda yang mengenal arti cinta. Bayangkan!! Dia memiliki isteri yang amat cantik, berakhlak mulia, berkedudukan tinggi dan berharta. Namun apabila ayahandanya memerintahkan untuk menceraikan isterinya, dengan alasan isterinya telah melalaikan Abdullah dalam menunaikan hak Allah seterusnya akan membuat Abdullah lalai dari berjihad di jalan Allah. Maka apa reaksi Abdullah? Tidak!! Abdullah tidak marah langsung pada ayahnya. Atau berusaha mengambil pedang dan ingin memenggal kepala si ayah yang berusaha memisahkan jalinan cinta yang memang sudah sah itu. Sekali lagi tidak!! Pemuda yang bernama Abdullah melihat perintah itu dengan kacamata cinta yang diberikan Allah. Ia rela menceraikan isteri yang dicintainya demi mempererat hubungan cinta dengan Allah. Subhanallah… Masih adakah pemuda-pemuda seperti peribadi Abdullah di zaman globalisasi kini?
Begitulah cinta. Ia mampu melambungkan manusia pada derajat kemuliaan yang tak terhingga. Manakala frekuensi atau gelombang cintanya juga sudah selaras dengan frekuensi atau gelombang cinta yang Allah kehendaki. Semuanya akan senada seirama. Tak ada dengung sumbang, tak ada nada ternoda. Demikian indah dan asli irama cinta sejati.Wallahu ‘Alam

http://www.dudung.net/artikel-islami/buta-cinta--sesat-di-dunia-merana-di-akhirat.html


Keistimewaan Hari Jum'at

Segala puji bagi Allah Rab semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah y, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman..
Wahai kaum muslimin ....Allah l telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum'at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani dipalingkan darinya.
Abu Hurairah zmeriwayatkan, Rasulullah bersabda:
"Allah telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum'at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk". (HR. Muslim)

Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: "Hari ini dinamakan Jum'at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam'u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah l memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah l berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (QS. 62:9)
Maksudnya, pergilah untuk melaksanakan shalat Jum'at dengan penuh ketenangan, konsentrasi dan sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan cepat untuk shalat itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-386).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma'ad: 1/398).
KEUTAMAAN HARI JUM'AT
1. Hari Terbaik
Abu Hurairah z meriwayatkan bahwa Rasulullah y bersabada: "Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum'at
2. Terdapat Waktu Mustajab untuk Berdo'a.
Abu Hurairah z berkata Rasulullah y bersabda: " Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah y mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun Alaih)

Ibnu Qayyim Al Jauziah - setelah menjabarkan perbedaan pendapat tentang kapan waktu itu - mengatakan: "Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi (Zadul Ma'ad Jilid I/389-390).
3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya.
Ibnu Qayyim berkata: "Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya". Hadits dari Ka'ab z menjelaskan: "Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya".(Mauquf Shahih)
4. Hari tatkala Allah l menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga.
Sahabat Anas bin Malik z dalam mengomentari ayat: "Dan Kami memiliki pertambahannya" (QS.50:35) mengatakan: "Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum'at".
5. Hari besar yang berulang setiap pekan.
Ibnu Abbas z berkata : Rasulullah y bersabda:
"Hari ini adalah hari besar yang Allah tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum'at hendaklah mandi terlebih dahulu ......". (HR. Ibnu Majah)
6. Hari dihapuskannya dosa-dosa
Salman Al Farisi z berkata : Rasulullah y bersabda: "Siapa yang mandi pada hari Jum'at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum'at". (HR. Bukhari).
7. Orang yang berjalan untuk shalat Jum'at akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya, setara dengan pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa.
Aus bin Aus z berkata: Rasulullah y bersabda: "Siapa yang mandi pada hari Jum'at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah". (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah).
8. Wafat pada malam hari Jum'at atau siangnya adalah tanda husnul khatimah, yaitu dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.
Diriwayatkan oleh Ibnu Amru , bahwa Rasulullah y bersabda:"Setiap muslim yang mati pada siang hari Jum'at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur". (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinilai shahih oleh Al-Bani).

(http://www.dudung.net/artikel-islami/keutamaan-hari-jumat.html)

contoh model sticker cutting












































































kematian


Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?

Seperti yang tercantum dalam ayat Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.

Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.

Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.

Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.

Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.

Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.

Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.

Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?

Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting

Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.

Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.

Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:

Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)

Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

sumber : http://www.harunyahya.com/indo/artikel/042.htm
Scroll to top